Jumat, 04 Juli 2008
Nano Teknologi
Teknologi Nano Berkembang Pesat : Ukuran makin Kecil, Kekuatan makin Tinggi
Teknologi nano atau nanotechnology sekarang makin pesat perkembangannya. Nanometer sendiri artinya satu per satu miliar meter, sehingga teknologi ini juga berkaitan dengan penciptaan benda-benda kecil. Di dalamnya tergabung ilmu fisika, teknik, biologi molekuler, serta kimia.
ALBERT Einstein sendiri, sebagai bagian disertasi doktornya, mengalkulasi ukuran sebuah molekul gula dari data eksperimen. Hasilnya tiap molekul berukuran sekitar satu nanometer. Hampir seratus tahun kemudian, nanometer pun telah menjadi agenda banyak peneliti.
Tapi, sebenarnya tidak semua teknologi nano tadi benar-benar nano.
Kerancuan lainnya, sejumlah teknologi nano sudah ada sejak dulu. Contohnya partikel karbon hitam ukuran nano sudah dimanfaatkan sebagai pelekat tambahan ban mobil sejak seratus tahun silam. Vaksin yang kerap terdiri dari satu atau banyak protein berdimensi skala nano juga bisa dimasukkan dalam teknologi tersebut.
Alam telah banyak menciptakan struktur nano. Tapi, definisinya yang lebih ketat mungkin seperti yang disampaikan Mihail C Rocco dari National Science Foundation (NSF) di Amerika Serikat. Menurut Mihail dalam situs Sciam.com, teknologi nano memiliki sejumlah unsur penting; dimensinya antara satu sampai 100 nanometer, didesain melalui proses pengontrolan bahan kimia dan fisika, serta bisa digabungkan membentuk struktur lebih besar.
Dan, teknologi yang sesuai definisi tadi benar-benar ada. Misalnya penggabungan beberapa lapis nonmagnetik, tiap lapis tebalnya kurang dari satu nanometer, dapat menghasilkan sensor untuk disk drive yang lebih sensitif. Sejak diperkenalkan 1975, produk magnetik ini sudah menjadi pendorong tumbuhnya industri penyimpanan data.
Semakin kecilnya ukuran cip elektronik juga menjadi faktor yang menumbuhkan minat dalam teknologi nano. Perusahaan komputer yang mempunyai laboratorium besar, misalnya IBM dan Hewlett-Packard, memasukkan program nano dalam kegiatannya. Saat peralatan elektronik silikon konvensional tidak dipakai lagi, mungkin sepuluh atau 25 tahun mendatang, bisa dipastikan peralatan elektronik teknologi nano akan menggantikannya.
Di luar biologi dan elektronik, partikel nano dipakai untuk meningkatkan mutu produk keseharian. Misalnya perusahaan bernama Nanophase Technologies telah membuat partikel zinc oxide untuk produk tabir matahari (sunscreen), sehingga krim yang biasanya berwarna putih berubah transparan.
Teknologi impian
Pihak pemerintah AS sendiri memiliki agenda tersendiri untuk teknologi nano. Mereka ingin menciptakan bahan ukuran nano yang bisa mengurangi ukuran, berat, dan kebutuhan sumber listrik dari pesawat luar angkasa, membuat proses manufaktur ramah lingkungan, serta membentuk dasar bagi pestisida biodegradable.
Tiap penelitian mempunyai risikonya sendiri. Tapi, teknologi nano memiliki masalahnya sendiri. Keinginan mewujudkannya sebagai kaidah ilmu yang terhormat kerap tercampur dengan asosiasi para futuris yang melihat nano sebagai jalan ke techno-utopia, misalnya dunia industri tanpa polusi, kemakmuran tanpa batas, bahkan keinginan mencapai kehidupan abadi.
Tahun 1986 misalnya muncul buku Engines of Creation karya K Eric Drexler yang cukup populer. Buku ini menggambarkan sejumlah mesin nano yang secara virtual mampu memproduksi segala jenis barang, lalu melenyapkan masalah pemanasan global, menyembuhkan penyakit, serta memperpanjang usia hidup secara dramatis.
Bagi kalangan nonilmuwan, angan-angan Drexler terhadap teknologi nano dipandang sebagai jembatan penghubung dunia ilmiah dan fiksi. Ilmuwan yang selalu ingin mencari solusi pasti juga tertarik terhadap pembicaraan mengenai produk penunda ketuaan ataupun mesin penumbuh makanan.
Secara tidak langsung, karya Drexler mungkin juga bisa benar-benar menarik orang terjun ke dunia ilmiah. Sebagai subgenre buku fiksi ilmiah, karya-karya teknologi Drexler layaknya film Star Trek yang mendorong minat para remaja akan luar angkasa sehingga nantinya berkarier dalam astrofisika atau aeronautika.
Di antara para ahli kimia dan ilmuwan yang sekarang menjadi ahli teknologi nano, prediksi Drexler memiliki daya tarik tersendiri. Soalnya sampai sekarang belum dapat diciptakan mesin-mesin nanoskopik yang misalnya mampu menolong membangkitkan kembali otak yang sudah dibekukan.
Zyvex, sebuah perusahaan yang tertarik dengan teknologi nano ala Drexlerian, sudah mengalami betapa sulitnya menciptakan robot berukuran nanometer. Jadi, perusahaan tersebut sekarang lebih puas menangani elemen mikromekanis yang lebih besar.
Di luar masalah tadi, dunia teknologi nano masih bergelut untuk menyatukan pandangan. Beberapa riset akan tetap berjalan apa pun namanya. IBM misalnya akan tetap membangun produk magnetoresistive tanpa memperhitungkan apakah penelitiannya disebut teknologi nano atau bukan.
Misalnya konsep nano ini bisa disatukan, teknologinya dapat menjadi dasar untuk terjadinya revolusi industri terbaru. Supaya sukses, teknologinya tidak hanya perlu membuang mimpi tentang robot nano pembangkit mayat tapi juga menghilangkan retorika yang berlebihan. Lebih penting lagi, ilmu nano dasar harus bergerak mengidentifikasikan jenis teknologi nano yang patut diwujudkan.
Senin, 30 Juni 2008
Chem..
Chemistry (from Egyptian kēme (chem), meaning "earth"[1]) is the science concerned with the composition, structure, and properties of matter, as well as the changes it undergoes during chemical reactions.[2] Historically, modern chemistry evolved out of alchemy following the chemical revolution (1773). Chemistry is a physical science related to studies of various atoms, molecules, crystals and other aggregates of matter whether in isolation or combination, which incorporates the concepts of energy and entropy in relation to the spontaneity of chemical processes.
Disciplines within chemistry are traditionally grouped by the type of matter being studied or the kind of study. These include inorganic chemistry, the study of inorganic matter; organic chemistry, the study of organic matter; biochemistry, the study of substances found in biological organisms; physical chemistry, the energy related studies of chemical systems at macro, molecular and submolecular scales; analytical chemistry, the analysis of material samples to gain an understanding of their chemical composition and structure. Many more specialized disciplines have emerged in recent years, e.g. neurochemistry the chemical study of the nervous system (see subdisciplines).
Contents
- 1 Overview
- 2 History
- 3 Etymology
- 4 Definitions
- 5 Basic concepts
- 5.1 Atom
- 5.2 Element
- 5.3 Compound
- 5.4 Substance
- 5.5 Molecule
- 5.6 Mole
- 5.7 Ions and salts
- 5.8 Acidity and basicity
- 5.9 Phase
- 5.10 Chemical bond
- 5.11 Chemical reaction
- 5.12 Energy
- 5.13 Chemical laws
- 6 Subdisciplines
- 7 Chemical industry
- 8 References
- 9 Further reading
- 9.1 Popular reading
- 9.2 Introductory undergraduate text books
- 9.3 Advanced undergraduate-level or graduate text books
- 10 Professional societies
- 11 See also
- 12 External links
Etymology
Main article: Chemistry (etymology)
The word chemistry comes from the earlier study of alchemy, which is basically the quest to make gold from earthen starting materials. As to the origin of the word "alchemy" the question is a debatable one; it certainly can be traced back to the Greeks, and some, following E. Wallis Budge, have also asserted Egyptian origins. Alchemy, generally, derives from the old French alkemie from the Arabic كيمياء al-kīmiyā' - "the art of transformation". The Arabs borrowed the word "kimia" from the Greeks when they conquered Alexandria in the year 642 AD. A tentative outline is as follows:
1. Egyptian alchemy [3,000 BCE – 400 BCE], formulate early "element" theories such as the Ogdoad.
2. Greek alchemy [332 BCE – 642 CE], the Greek king Alexander the Great conquers Egypt and founds Alexandria, having the world's largest library, where scholars and wise men gather to study.
3. Arabian alchemy [642 CE – 1200], the Arabs take over
4. European alchemy [1300 – present], Pseudo-Geber builds on Arabic chemistry
5. Chemistry [1661], Boyle writes his classic chemistry text The Sceptical Chymist
6. Chemistry [1787], Lavoisier writes his classic Elements of Chemistry
7. Chemistry [1803], Dalton publishes his Atomic Theory
Thus, an alchemist was called a 'chemist' in popular speech, and later the suffix "-ry" was added to this to describe the art of the chemist as "chemistry".
Minggu, 18 Mei 2008
Welcome World
Hari ini saya lahir
Ide mendirikan TOKIMKOBA untuk mengikuti turnamen yang paling berbobot dalam bidang sains ini berasal dari kelompok mahasiswa-mahasiswa alumni sekolah menengah atas Kota Banjar yang sedang melajutkan studinya di berbagai bidang disiplin ilmu.
Kami merasakan bahwa sesungguhnya impian, harapan, motivasi dan rasa antusiasme yang tinggi terhadap cita-cita menjadi modal utama untuk maju.
Semoga web-blog ini dapat bermanfaat bagi kita semua
"-If U Can Dream It U can Do It-"
-H2O-